“Yang
lebih berat hidupnya dari kamu banyak kali”
“Kamu
kurang bersyukur deh sama hidup”
“Mungkin
kamu kurang deket sama Tuhan”
Pernahkah mengatakan
kata-kata di atas kepada temanmu yang sedang curhat?
Atau untuk kamu yang sedang mengalami
depresi klinis, pernahkah mendapatkan kata-kata itu keluar dari mulut temanmu? Apa
yang kalian rasakan?
Sebenarnya baik kepada orang
yang mengalami depresi klinis ataupun tidak, jika ada orang menceritakan
masalahnya, ada hal-hal yang sebaiknya tidak langsung kita katakan. Apa saja kalimat-kalimat itu? Yuk kita
pelajari agar kita bisa menjadi pendengar yang lebih baik.
1. “Yang
lebih berat hidupnya dari kamu banyak kali”
Kita harus memahami bahwa kapasitas setiap orang
berbeda antara satu dengan yang lainnya. Kita tidak bisa mengatakan bahwa orang
yang bercerai tidak lebih sedih dari orang yang keluarganya hilang ditelan
ombak tsunami. Kita juga tidak bisa bilang bahwa orang yang dibully ketika bersekolah tidak mengalami
siksaan batin seberat ibu Veronica Tan. Setiap orang punya kapasitas
masing-masing dalam menerima beban hidup.
2. “Kamu
kurang bersyukur sama hidup”
Saya memiliki “gratitude box” di kamar saya dimana
setiap harinya saya menuliskan tiga hal yang bisa saya syukuri dari hidup saya.
Meskipun begitu, saya masih depresi. Kenapa? Karena depresi bukan tentang
bersyukur saja. Orang-orang dengan depresi klinis memiliki rasa rendah diri
yang besar, memiliki perasaan bersalah yang tinggi, dan bahkan memiliki
keinginan untuk mati. Terkadang hal-hal tersebut tidak bisa mereka kendalikan.
3. “Mungkin kamu kurang
deket sama Tuhan”
Saya memiliki teman yang
ketika sedih langsung ke gereja, tetapi Ia juga masih bisa mengalami depresi
dan panic attack. Teman saya, seorang
Buddhist, sering berlatih meditasi namun juga melakukan self-cutting. Teman saya yang lainnya, seorang Muslim yang rajin
puasa Senin-Kamis, ternyata sudah terserang depresi klinis selama tiga tahun
lamanya. Jadi, depresi bisa menyerang siapa saja. Terkadang, pernyataan
seseorang sedih karena kurang dekat dengan Tuhan malah membuat kami ingin
menjauh dari Tuhan. Kami sedang sakit, kami sudah rajin ibadah semampu kami, tetapi
orang-orang masih judgmental bahwa
kami kurang dekat dengan Tuhan.
Kalau boleh saya berkata,
Bukankah hanya Tuhan yang berhak
mengukur kadar ketakwaan seseorang?
4. “Apa sih yang kamu
sedihin? Hidup kamu sempurna. Banyak yang mau di posisi kamu”
Depresi bisa menyerang siapa
saja; bahkan orang-orang kaya raya dengan orang tua lengkap yang penyayang.
Depresi klinis adalah penyakit kompleks yang diakibatkan oleh genetika, hormon,
jumlah dan jenis bakteri di usus, pengalaman masa kecil, struktur otak, pola
pikir, dan banyak hal lainnya. Belum lagi kita hidup di zaman yang serba
menuntut kita untuk buru-buru, sehingga otak kita jarang memiliki kesempatan
untuk benar-benar istirahat dari segala macam pikiran. Belum lagi, hal-hal
kecil yang menumpuk dipikiran itu juga bisa menimbulkan depresi
fox
5. “Lupain aja sedihnya”
Kalau segampang itu, saya tidak
akan cerita ke Anda kalau saya punya masalah
6. “Bahagia itu pilihan”
Apakah ada orang yang memilih
untuk menangis jam 3 pagi setiap hari?
Apakah ada yang sengaja
minum antidepressants yang efek
sampingnya sangat menyiksa?
Tidak ada yang ingin sedih,
semua orang di dalam hati pasti ingin bahagia.
7. “Itu
cuma di kepala kamu”
Tidak, yang saya alami tidak
hanya di kepala saya. Saya merasakannya di hati saya. Di kelopak mata saya yang
amat berat menahan sedih dan tak bisa tidur. Di bibir saya yang lelah dipaksa
senyum. Di seluruh badan saya yang kehilangan energi.
Salah satu simtom depresi
klinis adalah perasaan lelah yang membuat sekujur tubuh rasanya lemas, tak
berenergi, dan bahkan sakit. Beberapa orang yang mengalami depresi berat dan
anxiety bahkan bisa muntah-muntah, pegal-pegal, dan konstipasi berbulan-bulan.
8. “Saya
juga pernah kali depresi, semua orang juga”
Ada perbedaan antara depresi
klinis dan sedih biasa. Mungkin yang kamu maksud dengan ‘semua orang pernah
mengalami’ adalah masa down karena
ada suatu kejadian di hidupmu yang membuat kamu sangat sedih. Saat itu kamu benar-benar
sedih dan semua orang tau kamu sedih. Tapi seiring dengan berjalannya waktu,
sedih kamu pun hilang dalam kurun waktu tertentu.
Di sisi lain, yang sebagian
dari kami alami adalah depresi klinis. Sama seperti penyakit lainnya, depresi
klinis dapat kambuh seperti asthma. Sekali
kambuh, seseorang bisa depresi selama 6 bulan. Saya pribadi baru mengetahui diagnosis
penyakit setelah saya menahan semua kesedihan saya selama 12 tahun. Sejak SMP
saya sudah memiliki suicidal thoughts,
hingga pada akhirnya saya masuk ke Fakultas Psikologi dan seorang psikolog disana
membantu saya dengan mengatakan bahwa saya mengalami depresi. Ketika saya
menempuh studi di UK, saya mengalami episode depresi yang kedua hingga saya
harus 13 kali bolak-balik ke psikolog dan psikiater, baru kemudian saya
mendapatkan diagnosis baru bahwa saya mengalami dysthymia (mild chronic depression).
Karena itu, kadang-kadang,
meskipun tanpa pemicu, saya juga bisa depresi.
paramount pictures
9. “Kayaknya emang kamu
gak mau bahagia deh”
SAYA MAU!
Tapi tidak semudah itu.
Saya berdoa kepada Tuhan
setiap hari bahwa saya ingin bahagia.
Tapi tidak semudah itu
10. “Yaelah, stress aja
minum obat”
Depresi klinis bukan hanya
masalah kepribadian yang lemah. Buktinya, dokter, psikolog dan psikiater telah mempelajari
depresi selama bertahun-tahun karena memang depresi adalah penyakit yang ada
hubungannya dengan zat kimia di otak, hormon di badan, dan bakteri di usus.
Saya pribadi tidak
sembarangan minum obat. Setelah lebih dari 10 sesi konseling dengan psikolog dan
saya belum juga membaik, saya merasa ada sesuatu yang salah di tubuh saya. Pola
pikir negatif saya terus kembali dan mood saya sering drop. Pada akhirnya, saya mengambil keputusan untuk meminum antidepressants.
11. “Coba deh berhenti
sedih”
Saya cukup sering mendengar
kalimat ini ditambah dengan “yang lebih sedih dari kamu banyak”. Kalau Anda
berkata seperti itu, bolehkah saya bilang kepada Anda untuk berhenti bahagia karena yang lebih bahagia dari kamu banyak?
12. “Udah berkali-kali kamu
bilang mau bunuh diri, kapan mati?”
Ada perbedaan antara suicidal thoughts dan suicide attempt. Orang-orang dengan
suicidal thoughts sangat mudah sekali memikirkan kematian; ide untuk mati dan
bunuh diri sangat menrik bagi kami-kami yang suicidal. Tanpa disadari, memiliki ide bunuh diri adalah pikiran
yang menyiksa. Sayangnya, banyak dari penderita depresi yang tidak tahu bahwa
ide bunuh diri adalah hal yang perlu diatasi karena semakin lama bisa
berkembang menjadi aksi nyata.
Kalau boleh diibaratkan, ide
bunuh diri sama seperti ide untuk menyatakan cinta; ada yang menyimpannya
bertahun-tahun, namun ada juga yang langsung melakukan suicide attempt. Tetapi, ide itu selalu ada di kepala kami.
13. “Yaudah
sih mati aja”
Ini kata-kata terburuk yang pernah saya dengar.
Ke-13 kalimat ini adalah
kalimat yang sebaiknya dihindari atau jangan langsung dikatakan kepada orang
yang mengalami depresi klinis saat pertama kali ia membuka diri kepada Anda
bahwa ia depresi. Sebenarnya, menurut saya pribadi, kata-kata ini memang tidak
layak diucapkan langsung atau beberapa saat setelah mereka depresi. Boleh-boleh
saja menggunakan kalimat-kalimat di atas (tentunya dengan pilihan kata yag
lebih baik) asalkan kalian sudah
mendengarkan orang tersebut dengan tulus selama berjam-jam atau berkali-kali.
Ketika seseorang yang
membuka dirinya sudah memiliki trust
yang besar kepada Anda. Maka Anda mungkin dapat mengatakan salah satu dari
ke-13 kalimat di atas (dengan pilihan kata yang lebih halus dan bijak) untuk
menantang cognitive pattern
mereka. Orang-orang dengan depresi klinis biasanya memiliki pola-pola berpikir
yang kacau hingga mereka selalu merasa hidupnya kurang. Mereka merasa bodoh,
tidak berharga, tidak pantas hidup di dunia ini, merasa bersalah kepada semua
orang, merasa rendah diri, pesimis, dan berbagai pola pikir negatif lainnya.
Jadi,
untuk sementara dengarkan saja mereka dengan tulus tanpa judgment apa-apa. Seringkali tidak banyak berkomentar malah
membantu, karena mereka hanya ingin didengarkan. Bahasa tubuh seperti pelukan
yang bersahabat juga sangat membantu untuk menenangkan. Jika Anda tidak bisa menolongnya
lebih jauh, rekomendasikan ia untuk mencari pertolongan professional (dokter,
psikolog, psikiater) atau bantuan online
yang daftarnya bisa Anda lihat di tulisan saya sebelumnya.
Tunggu
artikel saya terkait bagaimana membantu seseorang yang sedang mengalami depresi
klinis di tulisan saya berikutnya ya! *entah kapan
Salam,
Regisda
Machdy Fuadhy
Alumni
Fakultas Psikologi UGM
Sedang
menempuh studi MSc Global Mental Health di University of Glasgow
Facebook: https://www.facebook.com/regisda.fuadhy
Instagram: instagram.com/regismachdy
credit photo: stocksnap.io
13 Hal yang Tidak Boleh Dikatakan kepada Orang dengan Depresi Klinis
Reviewed by regismachdy
on
July 30, 2017
Rating:

No comments:
Post a Comment